Tasawuf secara sederhana adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi.
Dari konsepsi tersebut, penting bagi kita untuk senantiasa menerapkan ajaran tasawuf dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengamalkan tasawuf, kita menjad pribadi yang sempurna di hadapan Allah SWT.
Para ahli ilmu tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian, yaitu tasawuf falsafi, tasawuf akhlaqi, dan tasawuf ‘amali. Ketiga macam tasawuf ini tujuannya sama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji.
Dengan demikian, dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf, seseorang harus terlebih dahulu berakhlak mulia. Ketiga macam tasawuf ini berbeda dalam hal pendekatan yang digunakan.
Pendekatan yang digunakan tasawuf falsafi adalah pendekatan rasio atau akal pikiran. Tasawuf ini menggunakan bahan-bahan kajian atau pemikiran yang terdapat di kalangan para filosof, seperti filsafat tentang Tuhan, manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan.
Pendekatan yang digunakan dalam tasawuf akhlaqi adalah pendekatan akhlak yang terdiri dari takhalli (mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli (menghiasinya dengan akhlak yang terpuji), dan tajalli (terbukanya dinding penghalang) yang membatasi manusia dengan Tuhan.
Sedangkan pendekatan yang digunakan tasawuf ‘amali adalah pendekatan amal wirid, yang selanjutnya mengambil bentuk tarekat.
Hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf dapat dilihat berdasarkan isyarat Al-Qur’an dan hadis yang menegaskan pentingnya akhlak manusia dalam menjalani kehidupan. Al-Qur’an dan hadis menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa sosial, keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berpikiran lurus.
Nah, untuk bertasawuf, haruskah kita senantiasa bertarekat?
All Comments
No Comments
Your Comment