img

Konsep Tasawuf

  • A. Sulaiman
  • 06 Sep 2020 08:53
  • Tasawuf

Agama Islam memiliki diskursus pengetahuan dan pengamalan keagamaan yang lengkap, mengatur semua aspek kehidupan manusia. Semua itu bersumber dari Quran dan Hadits. Para ulama menafsirkan kemudian membagi ke dalam beberapa wilayah pengetahuan agama Islam, diantaranya akidah, akhlak, fiqh. Akidah terkait hubungan dengan khalik. Akhlak terkait perilaku yang sudah tertanama dalam diri seseorang dalam kaitannya dengan makhluk lain, maupun dengan khalik. Sementara fiqih terkait tata cara peribadatan yang harus dilakukan sebagai bentuk penghambaan pada khalik. Pengembangan pembahasan mengenai akhlak ialah tasawuf.

 

Tasawuf dalam wacana keilmuan barat disebut misticism (mistisisme Islam), kalangan orentalis menyebutnya sufisme. Kata mistisisme berasal dari bahasa Yunani “myein” artinya “menutup mata”. Mistisisme dalam pengertian umum, khususnya dalam artian lektur barat dipahami sesuatu yang bertalian dengan “rahasia-rahasia Tuhan” atau pengetahuan bercampur cinta, yang jauh dari kenyataan irrasional, atau sumber pemikiran yang pancarannya menjernihkan pikiran dan memberikannya pengetahuan tentang tarekat kerohanian.

 

Sedangkan mistisisme Islam adalah aspek dalam (esotoris) dari agama wahyu atau ortodoks, terikat kepada metode-metode dan tekhnik-tekhnik kerohanian yang bersumber dari wahyu itu, dan bukan kepada mimpi kabur, tingkah laku individualistik dan khayalan atau yang paling celaka dari semuanya sampai kepada bentuk-bentuk pseudo-okultisme yang terpisah jauh dari konteks keagamaan.

 

Tasawuf juga disebut pengetahuan tentang diri. Tasawuf adalah pencapaian karakter mulia melalui penyucian hati. Tasawuf adalah adab. Seseorang yang tergerak untuk mencapai pengetahuan tentang Allah adalah mustashawwif. Seseorang yang telah tersucikan, disebut seorang sufi., Sufi sempurna yang diketahui oleh manusia, disebut seorang malamatiyyah. Tasawuf adalah pengetahuan yang membawa sang penempuh (salik) mendaki pengetahuan tanpa akhir tentang Allah.

 

Tujuan utama tasawuf adalah “Ilahi”. “Engkau jua yang menjadi tujuan dan keredaan Engkau yang daku cari”. Tasawuf menjurus sepenuhnya kepada usaha mendekatkan kepada Allah S.W.T. mengabdikan diri kepada-Nya sebaik mungkin dan mengenali-Nya sebagaimana layaknya. Pokok ajaran tasawuf adalah penyucian hati. Hati yang suci bisa dibawa menghadap Allah, bahkan bisa bersatu dengan Allah.

 

Memperhatikan pentingnya penyucian hati maka dalam menetapkan esensi ajaran tasawuf terdapat dua pandangan berbeda. Pendapat pertama, memandang bahwa ajaran tasawuf adalah zuhud. Yaitu, cara hidup yang terkonsentrasi penuh dengan ibadah kepada Allah, dan meninggalkan kemewahan dan perhiasan duniawi. Menurut pandangan ini, figur seorang sufi sejati adalah Hasan Basri, Sofyan al-Tsauri dan para sahabat Nabi seperti Abu Dzar al-Ghafiri, Abu Hurairah dan lainnya. Pendapat kedua, menjelaskan bahwa tasawuf sesungguhnya adalah pencapaian penghayatan batin sampai ke fana’ dan ma’rifat kepada Allah, yaitu pencapaian penghayatan tertinggi dengan mengadakan tatap muka kepada Allah melalui trance atau ectasy.

All Comments

No Comments

Your Comment

Sponsor

Categories

Top News

Tags

Share Links